Kijang Kuning Kalimantan atau Muncak Keemasan

Kijang kuning kalimantan atau muncak keemasan (Muntiacus atherodes) merupakan salah satu jenis rusa yang hidup endemik di Kalimantan. Meskipun bersaudara dekat dengan kijang biasa (Muntiacus muntjak), namun yang paling membedakan adalah ranggahnya tidak bercabang.

Dalam IUCN Redlist kijang kuning kalimantan berstatuskan Least Concern, namun sejatinya di Kalimantan sendiri jenis kijang ini sudah sangat sulit ditemukan. Sayangnya lagi, kijang kuning ternyata luput dari daftar satwa yang dilindungi di Indonesia.

Kijang kuning kalimantan dikenal juga sebagai muncak keemasan. Dalam bahasa Inggris, kijang ini dikenal sebagai bornean yellow muntjac atau bornean yellow muntjack. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (nama latin) dinamai Muntiacus atherodes yang mempunyai sinonim Cervulus pleiharicus.

Kijang kuning kalimantan

Ilustrasi Kijang kuning kalimantan (gbr. michiganscienceart.com)

Ciri Fisik dan Perilaku. Kijang kuning kalimantan mempunyai ciri utama bulu bagian atas (punggung) yang berwarna merah kekuning-kuningan dengan sebaran kepirang-kepirangan di sepanjang bagian tengah terutama tengkuk. Bulu bagian bawah (perut) pucat kekuning-kuningan, oranye agak keputih-putihan. Ekor bagian atas berwarna coklat gelap dan kuning agak kecil sepanjang 14-20 cm. Tubuh ramping dengan tinggi bahu sekitar 50 cm, panjang dari kepala dan badan (tidak termasuk panjang ekor) 86-92 cm dengan berat 13,5-17,7 kg.

Jika pada spesies kijang (menjangan) jantan pada umumnya mempunyai ranggah (tanduk) pendek bercabang dua dan jika pada berbagai jenis rusa Indonesia lainnya ranggahnya panjang dan bercabang tiga, jenis kijang kuning kalimantan ini berbeda. Ranggah pada kijang kuning tidak memiliki cabang dengan panjang 1,6-4,2 cm dan panjang tangkai tanduk 6,5-8,7 cm.

Belum banyak yang diketahui tentang perilaku kijang kuning kalimantan (Muntiacus atherodes). Kijang endemik pulau Kalimantan ini merupakan hewan diurnal (aktif di siang hari), mempunyai masa kehamilan sekitar 7 bulan dengan satu anak ketika melahirkan. Anak kijang akan diasuh induknya hingga disapih pada usia 2 bulan, kijang muda ini akan mengalami kematangan seksual saat menginjak usia 6 – 12 bulan.

Daerah Sebaran, Habitat, Populasi, dan Konservasi. Kijang kuning kalimantan (Muntiacus atherodes) merupakan binatang endemik yang hanya dapat ditemukan di pulau Kalimantan (Indonesia dan Kalimantan) dan diperkirakan hidup tersebar hampir di seluruh Kalimantan. Jumlah populasi hingga saat ini belum diketahui dengan pasti.

Kijang kuning kalimantan

Foto kijang kuning kalimantan di habitatnya (gbr. http://www.organic-computer.net)

IUCN Redlist sendiri masih mendaftarnya dalam status konservasi Least Concern (Resiko Rendah) sejak 1996. Meskipun pada kenyataannya, terutama di Indonesia, binatang endemik ini sudah sulit ditemukan.

Ancaman terbesar bagi kijang kuning kalimantan (Muntiacus atherodes) adalah perambahan hutan dan alih fungsi hutan yang mengakibatkan deforestasi sehingga menghilangkan habitat kijang endemik ini. Sedangkan perburuan liar, meskipun tidak dominan, diduga ikut mempengaruhi penurunan populasi kijang asli kalimantan ini.

Sayangnya, kijang kuning kalimantan ini sepertinya kurang terkenal dibandingkan dengan saudara dekatnya kijang merah (kijang biasa). Bahkan penelitian untuk mengungkap perilaku maupun potensi yang dipunyai kijang ini pun masih sangat minim. Sampai saat ini pun saya masih kesulitan untuk sekedar mendapatkan peta persebaran hewan endemik ini di Kalimantan.

Di samping itu kijang kuning kalimantan ternyata ternyata tidak termasuk sebagai salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia. Daftar Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi (Lampiran PP Nomor 7 Tahun 1999) hanya menyebutkan jenis kijang merah atau kijang biasa (Muntiacus muntjak), rusa bawean, dan semua genus Cervus. Sedangkan kijang kuning kalimantan (Muntiacus atherodes) tidak tertera.

Kijang kuning kalimantan tentunya bukan hanya sekedar kebanggaan masyarakat Kalimantan. Keunikan dan keindahan satwa endemik ini pun pantas menjadi kebanggaan seluruh anak negeri.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo: Cetartiodactyla. Famili: cervidae. Genus: Muntiacus. Spesies: Muntiacus atherodes.

Referensi dan gambar:

Baca artikel tentang hewan langka dan lingkungan hidup lainnya:

Tentang alamendah

Panggil saja saya Alamendah, tinggal di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Seorang biasa yang ingin berbagi dengan sobat.
Pos ini dipublikasikan di satwa dan tag , , , , , . Tandai permalink.

20 Balasan ke Kijang Kuning Kalimantan atau Muncak Keemasan

  1. anny berkata:

    Warnanya mengkilau bagai emas ya, harus dilindungi ini 🙂

  2. Dr. Mesin Kasir berkata:

    wah baru tau aq gan, trims infonya 😀

  3. Ping balik: Gajah Kerdil Kalimantan atau Gajah Pygmi Jawa | Alamendah's Blog

  4. Rusli Haudy berkata:

    orang Banjar (Kalimantan Selatan) menyebutnya Minjangan Emas, persebarannya ada di wilayah Pelaihari, Bati-bati, Liang Anggang-Gambut hingga Kintap. Dulu (sudah lebih 20 tahun) Minjangan Emas ini masih sering dijumpai berkeliaran di hutan-hutan savanah Pelaihari, Liang Anggang-Gambut, terutama pada malam hari suka melintas di jalanan. Sekarang sudah tidak pernah lagiu terlihat, ada kemungkinan malah sudah punah karena kondisi habitatnya sudah berubah total. S

Tulis Komentar Sobat

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.