Keanekaragaman Burung Rangkong (Enggang) Indonesia

Keanekaragaman burung Rangkong atau Enggang di Indonesia sangat tinggi di bandingkan negara lain. Indonesia merupakan negara yang paling banyak memiliki jenis burung Rangkong. Dari 57 spesies burung Rangkong yang terdapat di seluruh dunia, 14 diantaranya terdapat di Indonesia. Keanekaragaman burung Rangkong itu makin terasa lantaran tiga jenis diantaranya merupakan endemik Indonesia yang tidak terdapat di negara lain.

Burung Rangkong dikenal juga sebagai Julang, Enggang, dan Kangkareng atau bahasa Inggris disebut Horbbill merupakan nama burung yang tergabung dalam suku Bucerotidae. Burung Rangkong atau Enggang mempunyai ciri khas pada paruhnya yang mempunyai bentuk menyerupai tanduk sapi. Nama ilmiahnya, “Bucerotidae” mempunyai arti “tanduk sapi” dalam bahasa Yunani.

Kenekaragaman Rangkong Di Indonesia. Burung Rangkong atau Enggang (Hornbill) terdiri atas 57 spesies yang tersebar di Asia dan Arika. 14 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Bahkan 3 diantaranya merupakan Rangkong endemik Indonesia.

Ketiga Rangkong atau Enggang endemik Indonesia adalah:

  • Rangkong Sulawesi atau Julang Sulawesi Ekor Hitam (Rhyticeros Cassidix); Rangkong ini merupakan satwa endemik pulau Sulawesi dan sekaligus menjadi fauna identitas Sulawesi Selatan). Satwa yang nama ilmiahnya bersinonim dengan Aceros cassidix ini oleh masyarakat setempat disebut juga sebagai Rangkong Buton, Burung Taonn, Burung Alo.
  • Julang Sulawesi Ekor Putih atau Kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus); Julang Sulawesi Ekor Putih merupakan endemik pulau Sulawesi
  • Julang Sumba (Rhyticeros averitti). Julang Sumba merupakan satwa endemik Sumba, Nusa Tenggara Barat. Selain disebut Julang Sumba burung ini juga disebut Goanggali, Nggokgokka, atau Rangkong Sumba.

Selain ketiga Rangkong endemik yang terdapat di Sulawesi dan Sumba tersebut masih terdapat jenis-jenis Rangkong lainnya yang tersebar di Papua, Kalimantan, dan Sumatera. Jenis-jenis itu diantaranya: rangkong

  • Kangkareng Perut-putih atau Burung Kelingking (Anthracoceros albirostris)
  • Kangkareng Hitam atau Enggang Gatal Birah atau Burung Kekek (Anthracoceros malayanus)
  • Enggang Cula atau Rangkong Badak atau Burung Tahun-tahun (Buceros rhinoceros)
  • Enggang Papan atau Rangkong Papan (Buceros bicornis)
  • Enggang Gading atau Rangkong Gading atau Enggang Terbang Mentua (Rhinoplax vigil)
  • Enggang Klihingan atau Enggang Konde atau Julang Jambul Abu-abu atau Burung Arau atau Burung Belukar (Anorrhinus galeritus)
  • Enggang Jambul atau Enggang Jambul Putih (Berenicornis comatus)
  • Julang Jambul Hitam atau Enggang Berkedut (Aceros corrugatus)
  • Julang Emas atau Julang Mas atau Enggang Musim atau Enggang Gunung (Rhyticeros undulatus)
  • Rangkong Dompet (Rhyticeros subruficollis)
  • Rangkong Dompet (Rhyticeros plicatus)

Enggang Gading atau Enggang Terbang Mentua (Rhinoplax vigil) merupakan satwa yang dijadikan maskot (fauna identitas) Kalimantan Barat. Sedangkan Rangkong Papan (Buceros bicornis) merupakan jenis Rangkong yang paling besar yang memiliki panjang tubuh mencapai 160 cm.

Mengenal Burung Rangkong. Secara umum burung Rangkong atau Enggang mempunyai ciri khas berupa paruh yang sangat besar menyerupai tanduk. Di Indonesia, ukuran tubuh Rangkong sekitar 40 – 150 cm, dengan rangkong terberat mencapai 3.6 Kilogram. Umumnya warna bulu Rangkong didominasi oleh warna hitam (bagian badan) dan putih pada bagian ekor. Sedangkan warna bagian leher dan kepala cukup bervariasi.

Ciri khas burung rangkong lainnya adalah suara dari kepakan sayap dan suara “calling”, seperti yang dipunyai Rangkong Gading (Buceros vigil) dengan “calling” seperti orang tertawa terbahak-bahak dan dapat terdengar hingga radius 3 Km.

Burung Rangkong tersebar mulai dari daerah sub-sahara Afrika, India, Asia Tenggara, New Guinea dan Kepulauan Solomon Sebagian besar hidup di hutan hujan tropis. Rangkong banyak ditemukan di daerah hutan dataran rendah dan perbukitan (0 – 1000 m dpl). Makanan Rangkong terutama buah-buahan dan sesekali binatang2 kecil seperti kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.

Keanekaragaman burung Rangkong atau Enggang di Indonesia ini merupakan sebuah kebanggaan. Sayangnya makin hari populasi Rangkong di Indonesia makin menurun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kawasan (habitat) sebagai akibat deforestasi hutan, berkurangnya makanan dan tempat bersarang, dan perburuan Rangkong.

Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Bucerotiformes; Famili: Bucerotidae

Referensi: http://www.iwf.or.id; rangkongs.co.cc; wikipedia; zipcodezoo.com;

Baca Juga:

  1. Daftar Hewan (Burung) Langka dan Terancam Punah
  2. Kasuari Burung Paling Berbahaya Di Dunia
  3. Burung Trulek Jawa Keberadaannya Masih Misteri
  4. Burung Kepodang Si Pesolek Cantik
  5. Merak Hijau Keindahan Berbuah Petaka
  6. Jalak Bali Nyaris Punah Di Habitat Asli
  7. Burung Maleo Si Langka Anti Poligami
  8. Elang Jawa yang Langka

Tentang alamendah

Panggil saja saya Alamendah, tinggal di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Seorang biasa yang ingin berbagi dengan sobat.
Pos ini dipublikasikan di satwa dan tag , , , , , , , , , , , , . Tandai permalink.

103 Balasan ke Keanekaragaman Burung Rangkong (Enggang) Indonesia

  1. maria syauta berkata:

    makasih infonya soal burung enggang, menambah wawasan saya.

  2. Rizky berkata:

    Saya Rizky mahasiswa Biology IAIN Ar Raniry Banda Aceh, saya sedang melakukan penelitian tentang populasi burung Rangkong di Aceh, saya sangat berharap untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai burung rangkong, bila anda berkenan mohon dibagikan sedikit banyak reference apa saja tentang burung rangkong ini, baik dari situs internet, jurnal, maupun buku,, ini e-mail saya ady_zky@yahoo.com. Terima kasih atas kerjasamanya.. ^_^

  3. si ratu jail berkata:

    wiii keren cantik rangkongnya…
    asik biz foto ma rangkong 😀

  4. Ping balik: Nama latin 100 hewan atau fauna (binatang) Indonesia « Fachri's Blog

  5. Ulfakundl berkata:

    Waktu masih anak2 sekitar th 1970an saya masih sering melihat burung Rangkong ini terbang dengan suara sayap berkepak menderu-deru, melengkingkan suaranya yang keras dan serak. Setelah itu burung berparuh sangat besar yang gagah ini sudah tidak pernah lagi terlihat dan terdengar suaranya, mungkin habis diburu atau mati karena habitatnya berubah jadi lahan perkebunan. Pada masa itu saya sering pergi memancing disungai bersama teman-teman, dibelantara rimba Bukit Barisan, Rejang Lebong Bengkulu. Itu sekelumit kenangan masa kecil saya tentang burung Rangkong/Enggang. Terima kasih telah memuat tulisan mengenai Rangkong-nya Mas.

  6. Akhwan Suwandi berkata:

    Pemerintah sudah membuat aturan ,,membuat undang2, tapi….. didaerah orang yg tdk bertaggung jawab dengan bebasnya berburu hewan hewan yg dilindungi……tindak tegas dong pak !

  7. Ping balik: Daftar Lengkap Burung Dilindungi di Indonesia | Alamendah's Blog

  8. pusat grosir berkata:

    jambulnya keren,dicukur dmn tuch?

  9. makasih informasiny. artikel yang menarik

  10. Lanyu kelunan e`h sakit tio jian lanyu sahe` re`h telalau na’at belengang marang masek sawang alo ba tio re`h jian be`’ pu’un penyakit tong usah re`h kepe`h 🙂

    Artinya :
    Orang-orang yang sedang sakit akan merasa lebih baik seketika, ketika jiwa mereka terpesona / terpana melihat burung Rangkong yang menjulang terbang di atas sungai pada suatu lembah / kampung. Segera penyakit di tubuh mereka pun hilang / sembuh… 🙂

    Belengang => Rhinoceros Hornbill (Buceros rhinoceros) adalah sebutan untuk Sang Enggang bagi komunitas suku Dayak Punan / Penan di Sarawak.

    Mau tahu tentang Enggang bagi kehidupan dan tradisi adat suku Dayak ?
    Silahkan mampir ke https://www.facebook.com/celotehborneo, akan ku ulas lebih lanjut 🙂

    #SaveRangkong #SaveHornbill

    Salam Borneo
    Ian Apokayan
    Pemuda Dayak Kenyah – Punan
    Email. ian.apokayan@gmail.com
    Twitter @ianapokayan

Tulis Komentar Sobat

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.